ABOUT THIS BLOG

Isi dari blog ini adalah segala hal mengenai wanita dan anak-anak. Blog ini ditujukan untuk seluruh wanita dan anak-anak di Indonesia dan untuk siapapun yang ingin memahami indahnya dunia mereka..

Saturday, February 12, 2011

Siasat Ibu Hadapi Enterobacter sakazakii dalam Susu Formula

Akhir-akhir ini polemik mengenai Enterobacter sakazakii dalam susu formula kembali berkembang. Entah bagaimana asal muasalnya, namun jelas, berita bahwa bakteri ini menyebabkan terjadinya berbagai penyakit hingga menimbulkan kematian jelas menimbulkan keresahan bagi masyarakat, khususnya kaum ibu pengguna susu formula.

Bakteri Enterobacter sakazakii merupakan bakteri dari kelas Enterobactericeae, yaitu bakteri yang banyak terdapat dalam usus manusia yang sehat. Bakteri ini dapat pula masuk dalam makanan dari berbagai proses pembuatannya, termasuk dalam susu formula. Bakteri ini diduga memiliki hubungan yang kuat dengan terjadinya outbreak meningitis dan enteritis pada bayi, dan gejala yang lebih ringan pada orang dewasa.

Pada dasarnya, bakteri ini dapat menyebabkan penyakit pada berbagai kelompok umur. Namun kelompok usia yang paling rawan terkena adalah anak kurang dari satu tahun atau bayi baru lahir dengan kodisi prematur, bayi berat lahir rendah (kurang dari 2500 gram), serta bayi pengidap HIV AIDS yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang rendah.

Karena itulah, bagaimanapun harus disadari bahwa susu formula bukanlah produk yang steril. Perlu diingat bahwa susu yang paling baik bagi bayi tetaplah Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama  6 bulan. Namun dalam kondisi dimana ibu tidak dapat menyusui bayinya (atas indikasi dokter), dapat dilakukan langkah-langkah untuk dapat membuat susu yang bersih dan steril demi mencegah terjadinya infeksi. 


Langkah-langkah tersebut tertuang dalam 12 langkah menurut WHO dan FAO (2006) sebagai berikut:
1.       Bersihkan alas tempat membuat susu hingga bersih
2.      Cucilah tangan dengan air yang mengalir dan sabun, lalu keringkan dengan handuk bersih
3.     Panaskan air hingga suhunya mencapai 1000C. Apabila menggunakan kettel otomatis, tunggu hingga kettel mati dengan sendirinya. Apabila menggunakan panci, pastikan air dimasak sampai mendidih
4.      Bacalah dengan seksama ukuran pembuatan susu pada  kaleng susu formula.
5.      Setelah air mendidih, tuangkan air pada botol susu yang telah dicuci bersih dan disterilkan. Tunggu kurang lebih 15 menit agar suhu air mencapai lebih dari 700C sebelum memasukkan susu. Suhu harus diturunkan agar protein dalam susu tidak rusak. Namun jangan sampai di bawah 700C agar bakteri Enterobacter sakazakii dapat mati.
6.      Masukkan susu sesuai dengan takaran.
7.      Tutup botol susu, lalu kocok perlahan agar susu dan air tercampur dengan baik.
8.      Turunkan suhu susu sebelum diberikan ke bayi dengan cara melewatkan botol pada air yang mengalir melalui kran. Suhu juga dapat diturunkan dengan merendam botol dalam air baskom.
9.      Keringkan bagian luar botol.
10.   Teteskan pada punggung tangan untuk mengecek suhunya kembali sebelum diberikan pada bayi.
11.    Beri minum bayi.
12.   Buang susu apabila tidak terminum hingga kurun waktu 2 jam.

    Selain itu, masih terdapat beberapa langkah tambahan yang dapat dilakukan untuk menambah keamanan penggunaan susu formula, yaitu:
1.     Tidak menggunakan produk susu bubuk yang kemasannya telah terbuka cukup lama, atau dalam kemasan yang sudah tidak baik atau bocor.

2.    Menyimpan susu bubuk yang telah terbuka kemasannya dalam lemari pendingin bersuhu dibawah 5°C untuk mencegah pertumbuhan mikroba, termasuk E. sakazakii.
3.     Waspada terhadap gejala demam dan diare yang merupakan indikasi infeksi, apapun mikroorganismenya, bukan hanya E. sakazakii.

    

    Mungkin bukan cara yang praktis memang menyiapkan susu formula yang bersih dan aman.Namun, cara penyiapan susu yang baik dapat mengurangi resiko infeksi bakteri Enterobacter sakazakii pada bayi. So, menghadapi bakteri Enterobacter sakazakii.. Siapa takut!!! (Sumber: website WHO)  

No comments:

Post a Comment