
Peningkatan ini diduga karena meningkatnya sebagian jumlah orang muda yang memiliki penyakit seperti tekanan darah tinggi dan diabetes tipe 2 – penyakit yang sebenarnya berhubungan dengan orang dewasa yang lebih tua. Prevalensi faktor risiko untuk stroke tampaknya akan meningkat pada populasi yang lebih muda, salah satunya juga disebabkan perkembangan epidemi obesitas.
Stroke?
Menurut WHO tahun 1995, stroke adalah gangguan fungsional otak, yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gangguan klinis baik fokal maupun global yang berlangsung >24 jam, atau dapat menimbulkan kematian, yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Gangguan peredaran darah otak ini dapat disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak (stroke hemorragik) atau karena kurangnya asupan darah ke otak akibat sumbatan pembuluh darah (stroke iskemik). Gejala yang dapat disebabkan oleh gangguan peredaran darah ini bervariasi, tergantung dari jenis stroke bagian otak yang terganggu, serta luas area yang didarahinya. Apabila menyerang daerah otak yang merupakan pusat kesadaran atau menyerang pada area yang luas, kelainan yang diakibatkan menjadi lebih berat dan sangat mungkin dapat menyebabkan kematian.

Lalu, apa yang dapat dilakukan?
Seperti pada pepatah, “mencegah lebih baik daripada mengobati”, mencegah terjadinya stroke akan berdampak lebih baik daripada mengobatinya. Apalagi, gangguan yang diakibatkan oleh terganggunya fungsi sel syaraf ini berlaku permanen atau bahkan progresif. Artinya, sekali terkena stroke, kemungkinan untuk kembali menjadi seperti sebelum stroke dapat dibilang sangat minim kemungkinannya.
Pencegahan ini dapat berupa dua macam, yakni pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Pencegahan primer pada stroke meliputi upaya memperbaiki gaya hidup dan mengatasi berbagai faktor risiko, sedangkan pencegahan sekunder adalah pencegahan apabila sudah memilikirisiko seperti tekanan darah tinggi dan diabetes mellitus. Langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
1. Mengatur pola makan yang sehat
Tingkatkan konsumsi biji-bijian, serta makanan yang berpengaruh terhadap prevensi stroke seperti ikan, buah dan sayuran, serta teh sebagai antioksidan. Selain itu, disarankan pula untuk mengurangi konsumsi MSG, meminimalkan makanan tinggi lemak jenuh seperti gorengan, jangan makan berlebihan, serta menu harus seimbang dan bervariasi.
2. Melakukan olahraga yang teratur
Lakukanlah aktivitas fisik yang memiliki nilai aerobik (seperti jalan cepat, berenang, bersepeda) secara teratur minimal 30 menit tiga kali seminggu agar tekanan darah, kadar gula, obesitas, serta kadar kolesterol terkontrol
3. Hentikan kebiasaan merokok
4. Hindari alkohol dan penyalahgunaan obat
5. Pelihara berat badan yang layak
Usahakan untuk menurunkan berat badan hingga target BMI (BB (kg)/ (TB (m))2)<25, garis pinggang wanita <80 cm, dan <90 cm untuk laki-laki.
6. Hindari stres dan istirahat cukup 6-8 jam sehari
7. Pemeriksaan kesehatan teratur dan taat advis dokter
8. Usahakan tekanan darah dan kadar gula yang normal. Konsultasikan pada dokter
Mmm,, jadi bagaimana? Masih tidak peduli pada kesehatan dan faktor risiko stroke Anda? Mari sedari muda tanamkan prinsip: Yang Muda, Yang Peduli Stroke.. J
No comments:
Post a Comment